Setelah fix, saya mulai nyiapin konsep2nya.
Terutama tentang :
Manfaat apa yang bisa didapat murid setelah selesai kursus.
Fasilitas apa yang didapat murid dengan kurus disini.
Pilihan kelasnya.
Silabusnya.
Dan hal random lainnya.
Semacam brainstorming dengan diri sendiri. (sounds lonely ya, brainstorming kok sendirian hihihi).
Terutama tentang :
Manfaat apa yang bisa didapat murid setelah selesai kursus.
Fasilitas apa yang didapat murid dengan kurus disini.
Pilihan kelasnya.
Silabusnya.
Dan hal random lainnya.
Semacam brainstorming dengan diri sendiri. (sounds lonely ya, brainstorming kok sendirian hihihi).
Saya belajar merias melalui privat ke perias pengantin profesional. Totalnya ada 5 guru. Semua sistem privat.
Gurunya ada yang ibu2 muda, ibu2 senior, pria muda, pria senior, perempuan muda yang lebih muda 4 tahun dari saya.
Semua punya make up style yang berbeda (walaupun ada yg serupa), teknik merias yang berbeda, punya trik masing2.
Tapi semuanya juga sama-sama ngga ngasih fasilitas apa-apa, hanya kadang-kadang ada yang mereka pinjamkan di tempat saja. Mereka hanya kasih list kosmetik apa yang harus saya punya, dan saya belanja sendiri. Daannn...antara perias yang satu dengan perias yang lain, suka ada yang beda kosmetik yang dipakainya.
Gurunya ada yang ibu2 muda, ibu2 senior, pria muda, pria senior, perempuan muda yang lebih muda 4 tahun dari saya.
Semua punya make up style yang berbeda (walaupun ada yg serupa), teknik merias yang berbeda, punya trik masing2.
Tapi semuanya juga sama-sama ngga ngasih fasilitas apa-apa, hanya kadang-kadang ada yang mereka pinjamkan di tempat saja. Mereka hanya kasih list kosmetik apa yang harus saya punya, dan saya belanja sendiri. Daannn...antara perias yang satu dengan perias yang lain, suka ada yang beda kosmetik yang dipakainya.
Kebetulan, 3 guru saya ada yang agak keukeuh harus pakai
kosmetik dengan merk yang mereka tentukan, ngga boleh merk lain karena
mereka udah cocok dengan merk pilihan mereka jadi ngerasa merk lain ngga
akan maksimal hasilnya. Jadi kadang saya harus belanja 2 merk yang berbeda untuk 1 item yang sama. So, in the end, biaya yang dikeluarkan untuk kursus itu jadi 2 kali lipat dari harga awal karena harus belanja kosmetik dan alat-alat itu.
Padahal beberapa kosmetik yang diwajibkan guru saya itu, ngga sebagus yang mereka bilang. Atau ngga cocok dengan saya, jadi ada yang mubazir kan...
That's why, saya memutuskan murid-murid saya nanti jangan mengalami yang seperti itu lagi. It's a waste of money... Padahal banyak pemula yang ingin bisa jadi perias itu, pada belum kuat modal materinya, jadi setiap rupiahnya harus benar -benar bermanfaat.
Jadi di Leins Beauty Academy, harga untuk semua kelas itu sudah mendapatkan :
* 1 Palet kosmetik
* 1 set kuas
* 1 set sponge
* 12 pasang bulumata palsu
* 2 lem bulumata palsu
* 1 sanggul sesuai tema
* 1 set aksesoris pengantin sesuai tema
* 1 set perlengkapan hairdo / menyanggul
* 1 modul teori
* 1 sesi pemotretan
Ada juga kelas Gabungan All-In dan kelas Campuran (5 tema).
Detailnya di post lainnya yah..kepanjangan kalau disini.
Untuk harga-harganya, diusahakan terjangkau banget.
Penyampaian materi juga ngga ada yang dibatasi atau dikurangi. That's why ngga ada pembatasan jumlah pertemuan, sepuasnya murid aja. Walaupun penyampaian materi sudah selesai, tapi murid belum PD atau masih merasa kurang, bisa latihan terus sampai sepuasnya.
Karena saya mengalami sendiri :
Harga kursus mahal itu bisa membuat impian seseorang tertunda.
Guru yang pelit ilmu itu bisa membuat seorang murid seperti memakai kacamata kuda.
Rasa percaya diri untuk merias klien (terutama pengantin) itu harus dipupuk dan disupport oleh guru juga.
Saya sih prinsipnya seperti sharing resep masakan ya. Walaupun bahan dan takaran sama persis, rasa bisa berbeda, gimana tangan yang masak.
Merias juga seperti itu ya.. kalau takut bagi-bagi ilmu, mendingan ngga usah ngajar hehehehe..
Anyway, soal harga. Temen saya sempat ada yang kasih masukan, saya sebaiknya menaikkan biaya kursusnya. Karena, menurut dia, harga yang terlalu murah juga membuat image kursusnya terkesan murahan, dan nanti di kepala orang - orang kebayangnya style makeup yang diajarkan itu ngga up to date dan agak kampungan. Selain itu, masih menurut dia, kita harus bisa menghargai skill kita sendiri.
Yup, you know who you are :) gapapa ya obrolan kita waktu itu di-share disini.
Jawaban saya waktu itu, prinsipinya saya sharing ilmu. Apa yang saya dapat dan miliki, saya transfer lagi ke murid kursus. Utuh, ngga ada yang diedit, ngga ada yang dikurangi.
Saya ngga takut kalau murid jadi lebih jago dan lebih maju karirnya. Itu udah rejekinya dia.
Malah saya bangga..bisa menjadi bagian dari jalan hidupnya orang sukses, walaupun mungkin sebentar atau sedikit.
Ada loh 2 murid saya yang sekarang karirnya udah jauh menyalip saya.
Murid ke-1, dengan follower instagram 6000-an dia sering jadi MUA untuk pemotretan fashion,dll. Awalnya dia belajar dari personal makeup dulu, belajar makeup wajah sendiri. Sampai akhirnya ke kelas TRP Muslim, TRP Sunda, TRP Nasional Modifikasi. Dan kadang suka jadi tim rias saya untuk bagian Pager Ayu. Dulu dia blank banget soal rias-merias. Sekarang? wowww..
Murid ke-2, dengan follower instagram 2000-an, dia perias pengantin dan sudah punya klien artis juga. Dulu kursusnya Jawa Solo Putri dan Paes Ageng Yogya. Tapi sebelum kursus ke saya, dia udah pernah kursus ke perias lain, jadi sudah ada basic.
Tuh...bangga kan saya...hahahahaha
Yup, you know who you are :) gapapa ya obrolan kita waktu itu di-share disini.
Jawaban saya waktu itu, prinsipinya saya sharing ilmu. Apa yang saya dapat dan miliki, saya transfer lagi ke murid kursus. Utuh, ngga ada yang diedit, ngga ada yang dikurangi.
Saya ngga takut kalau murid jadi lebih jago dan lebih maju karirnya. Itu udah rejekinya dia.
Malah saya bangga..bisa menjadi bagian dari jalan hidupnya orang sukses, walaupun mungkin sebentar atau sedikit.
Ada loh 2 murid saya yang sekarang karirnya udah jauh menyalip saya.
Murid ke-1, dengan follower instagram 6000-an dia sering jadi MUA untuk pemotretan fashion,dll. Awalnya dia belajar dari personal makeup dulu, belajar makeup wajah sendiri. Sampai akhirnya ke kelas TRP Muslim, TRP Sunda, TRP Nasional Modifikasi. Dan kadang suka jadi tim rias saya untuk bagian Pager Ayu. Dulu dia blank banget soal rias-merias. Sekarang? wowww..
Murid ke-2, dengan follower instagram 2000-an, dia perias pengantin dan sudah punya klien artis juga. Dulu kursusnya Jawa Solo Putri dan Paes Ageng Yogya. Tapi sebelum kursus ke saya, dia udah pernah kursus ke perias lain, jadi sudah ada basic.
Tuh...bangga kan saya...hahahahaha
Kembali lagi ke curhatan soal Leins Beauty Academy.
Awalnya studio makeup saya dinamakan Studio Rias Letisia.
Masih sih bernama itu..
Tapi sekarang untuk kursusnya, saya ingin pakai nama Leins Beauty Academy itu.
Walaupun bentuknya masih belum Academy yah..
Ucapan adalah doa kan??
Sekarang semua kursus sifatntya Privat one-to-one. Kalau ada yang bentrok jadwal, maksimal 3 murid per sesi. Supaya tetep bisa sama perhatiannya, dan karena ruangan juga terbatas hehehe...
Nantinya, target saya LBA bisa jadi Akademi resmi. walaupun sejauh ini belum tahu juga ya cara mengurus izin - izinnya dan izin apa saja yang diperlukan.
Well...
Sekian curhatannya.
Buat yang udah mau baca sampai akhir, terima kasih ya atas effortnya..
Buat yang membaca dan mendoakan supaya LBA ini bisa terwujud bentuk reminya, saya doakan semoga sukses juga segala urusannya dan lancar rezekinya . Amiiinnn
Stay geulis,darling
mmmuacchhh
Well...
Begitulah curhat saya soal impi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Haiii